Pasangan Aksara Jawa Dan Tujuan Penggunaannya
Pasangan Aksara Jawa Dan Tujuan Penggunaannya - Salah satu muatan yang terdapat pada kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa Kelas 5 pada kompetensi dasar 3.4 adalah Memahami pasangan huruf Jawa (10 pasangan). Pastinya kalian masih mengingat Huruf Jawa yaitu
Dan masing-masing huruf jawa tersebut memiliki pasangan, lalu apa sih yang dimaksud dengan pasangan?
Pada intinya, setiap carakan atau kata dasar memiliki pasangan yang tidak sama. Dalam aksara jawa terdapat 20 suku kata (Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga), maka juga terdapat dua puluh jenis pasangan.
Dimana ke 20 pasangan tersebut memiliki bentuk simbol, aturan letak posisi dan cara penulisan yang berbeda-beda. Maka, dalam merangkai tulisan harus benar, karena apabila salah penempatan bisa terjadi kesalahan membaca serta mengartikannya.
Secara aturan, pasangan hanya boleh digunakan di tengah kalimat atau kata, contohnya seperti Keraton Jogja. Cara penulisannya pun dari arah kiri ke kanan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan posisi penulisan, karena setiap aksara memiliki letak yang berbeda-beda.
Selain itu, penggunaan aksara tersebut juga memiliki fungsi untuk menghubungkan dua suku kata tertutup. Hal ini bisa dijelaskan bahwa huruf yang diikuti dengan simbol pasangan akan hilang vokalnya dan menjadi konsonan atau mati. Contohnya carakan “Ka” jadi dibaca “K” saja.
Cara dan Contoh Penulisan Pasangan Aksara Jawa

Dalam membuat susunan kalimat aksara jawa memiliki aturan tertentu termasuk juga dalam penggunaan pasangan. Contohnya adalah “katon apik” . Supaya tidak dibaca ‘katonaapik’ maka kita harus menghilangkan huruf na. Caranya adalah memberikan pasangan pada huruf “ha”, dengan begitu akan dibaca ‘katon apik’.
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci bagaimana cara menulis yang benar lengkap dengan contohnya.
1. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ha”. Dimana dalam aturan penulisannya aksara tersebut diletakkan di belakang dan sejajar dengan aksara dasar yang akan dimatikan.
6. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Da”. Dimana dalam aturan penulisannya yang benar aksara tersebut diletakkan di bagian bawah kata sebelumnya.
11. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Pa”. Dalam sistem penulisan yang benar posisi letaknya berada sejajar dan tepat dibelakang aksara carakan.
16. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ma”. Secara aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan.
ha, na, ca, ra , ka
da, ta, sa, wa, la
pa, dha, ja, ya , nya
ma, ga, ba, tha, nga
Dan masing-masing huruf jawa tersebut memiliki pasangan, lalu apa sih yang dimaksud dengan pasangan?
Pengertian pasangan pada huruf Jawa
Apa yang dimaksud pasangan, Pasangan adalah sebuah simbol yang digunakan untuk mematikan atau menghilangkan huruf vokal dari aksara carakan atau dasar. Dalam penulisannya juga tidak sembarang, karena memiliki aturan berbeda-beda.Pada intinya, setiap carakan atau kata dasar memiliki pasangan yang tidak sama. Dalam aksara jawa terdapat 20 suku kata (Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga), maka juga terdapat dua puluh jenis pasangan.
Dimana ke 20 pasangan tersebut memiliki bentuk simbol, aturan letak posisi dan cara penulisan yang berbeda-beda. Maka, dalam merangkai tulisan harus benar, karena apabila salah penempatan bisa terjadi kesalahan membaca serta mengartikannya.
Secara aturan, pasangan hanya boleh digunakan di tengah kalimat atau kata, contohnya seperti Keraton Jogja. Cara penulisannya pun dari arah kiri ke kanan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan posisi penulisan, karena setiap aksara memiliki letak yang berbeda-beda.
Tujuan Penggunaan Pasangan Aksara Jawa
Seperti yang dikatakan sebelumnya, aksara ini dipakai untuk membuat susunan kalimat, dimana kata terakhir tidak menggunakan huruf vokal (A,I,U,E,O). Dengan kata lain, simbol pasangan dalam susunan kalimat aksara jawa digunakan untuk menulis huruf mati yang berasal dari suku kata carakan atau dasar. Seperti H, N, C, R, K, D, T, S, L, P, Dh, J, Y dan seterusnya.Selain itu, penggunaan aksara tersebut juga memiliki fungsi untuk menghubungkan dua suku kata tertutup. Hal ini bisa dijelaskan bahwa huruf yang diikuti dengan simbol pasangan akan hilang vokalnya dan menjadi konsonan atau mati. Contohnya carakan “Ka” jadi dibaca “K” saja.
Cara dan Contoh Penulisan Pasangan Aksara Jawa

Dalam membuat susunan kalimat aksara jawa memiliki aturan tertentu termasuk juga dalam penggunaan pasangan. Contohnya adalah “katon apik” . Supaya tidak dibaca ‘katonaapik’ maka kita harus menghilangkan huruf na. Caranya adalah memberikan pasangan pada huruf “ha”, dengan begitu akan dibaca ‘katon apik’.
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci bagaimana cara menulis yang benar lengkap dengan contohnya.
1. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ha”. Dimana dalam aturan penulisannya aksara tersebut diletakkan di belakang dan sejajar dengan aksara dasar yang akan dimatikan.
Contoh Wis Adus
2. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari suku kata “Na”. Dalam aturan penulisan posisinya berada di bawah serta harus disambungkan dengan aksara carakan sebelumnya yang hendak dihilangkan huruf vokalnya.
Contoh: Arep Nulis
3. Simbol tersebut adalah bentuk pasangan dari suku kata “Ca”. Sistem penulisan yang benar, letak posisinya berada tepat di bawah aksara carakan sebelumnya yang hendak dimatikan.
Contoh: Kurang Cilik
4. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ra”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan yang akan dibuat menjadi konsonan.
Contoh: Mangan Roti
5. Simbol tersebut adalah pasangan dari carakan “Ka”. Aturan dalam penulisan yang benar posisinya diletakkan di bagian bawah aksara sebelumnya yang akan dimatikan dan disambungkan dengan kata selanjutnya.
5. Simbol tersebut adalah pasangan dari carakan “Ka”. Aturan dalam penulisan yang benar posisinya diletakkan di bagian bawah aksara sebelumnya yang akan dimatikan dan disambungkan dengan kata selanjutnya.
Contoh: Anak Kadhal
6. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Da”. Dimana dalam aturan penulisannya yang benar aksara tersebut diletakkan di bagian bawah kata sebelumnya.
Contoh: Nonton Debus
7. Ini adalah pasangan dari kata dasar “Ta”, dalam sistem penulisan yang benar seharusnya simbol tersebut diletakkan di bagian bawah aksara carakan yang hendak dibuat konsonan.
7. Ini adalah pasangan dari kata dasar “Ta”, dalam sistem penulisan yang benar seharusnya simbol tersebut diletakkan di bagian bawah aksara carakan yang hendak dibuat konsonan.
Contoh: Sinten
8. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “Sa”. Berdasarkan sistem penulisan yang benar posisinya berada di belakang dan sejajar dengan aksara carakan sebelumnya.
8. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “Sa”. Berdasarkan sistem penulisan yang benar posisinya berada di belakang dan sejajar dengan aksara carakan sebelumnya.
Contoh: Anak Sapi
9. Bentuk tersebut adalah pasangan dari kata dasar “Wa”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati atau dihilangkan huruf vokalnya.
9. Bentuk tersebut adalah pasangan dari kata dasar “Wa”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati atau dihilangkan huruf vokalnya.
Contoh: Kurang Wangi
10. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “La”. Secara aturan seharusnya dalam penulisan, di letakkan tepat di bawah aksara carakan sebelumnya yang hendak hilangkan huruf vokal.
10. Bentuk simbol ini merupakan pasangan dari kata dasar “La”. Secara aturan seharusnya dalam penulisan, di letakkan tepat di bawah aksara carakan sebelumnya yang hendak hilangkan huruf vokal.
Contoh : Dolan Lapang
11. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Pa”. Dalam sistem penulisan yang benar posisi letaknya berada sejajar dan tepat dibelakang aksara carakan.
Contohnya: Cedhak Pasar
12. Bentuk simbol tersebut adalah pasangan dari suku dasar “Dha”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati dan hendak disambungkan dengan kata berikutnya.
12. Bentuk simbol tersebut adalah pasangan dari suku dasar “Dha”. Jika ditulis sesuai aturan letaknya berada tepat di bagian bawah aksara carakah yang hendak dibuat mati dan hendak disambungkan dengan kata berikutnya.
Contoh : Mundhu
13. Adalah bentuk simbol pasangan dari carakan “Ja”. Dimana dalam aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan.
13. Adalah bentuk simbol pasangan dari carakan “Ja”. Dimana dalam aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan.
Contoh: Mlinjo.
14. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Ya”. Sama seperti aturan carakan “Ja, Dha, La, Na dan lainnya, dimana posisi letaknya berada tepat di bawah aksara sebelumnya yang hendak dimatikan menjadi konsonan.
14. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari kata dasar “Ya”. Sama seperti aturan carakan “Ja, Dha, La, Na dan lainnya, dimana posisi letaknya berada tepat di bawah aksara sebelumnya yang hendak dimatikan menjadi konsonan.
Contoh: anak Yatim
15. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari suku kata “Nya”. Dalam aturan penulisan posisinya berada di belakang sejajar serta harus disambungkan dengan aksara carakan sebelumnya.
15. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari suku kata “Nya”. Dalam aturan penulisan posisinya berada di belakang sejajar serta harus disambungkan dengan aksara carakan sebelumnya.
Contoh: Wignya
16. Ini merupakan bentuk simbol pasangan dari carakan “Ma”. Secara aturan penulisan posisinya diletakkan tepat di bawah aksara dasar yang akan dimatikan.
Contoh: Manuk Kacer
17. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada tepat di bawah aksara carakan yang akan dibuat menjadi konsonan.
17. Simbol ini merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada tepat di bawah aksara carakan yang akan dibuat menjadi konsonan.
Contoh: Sikil Gajah
18. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ba”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya.
18. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Ba”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya.
Contoh: Sikil Badak
19. Ini merupakan simbol pasangan dari carakan “Tha”. Secara bentuk memang hampir mirip dengan “dha” namun bedanya terdapat bulatan di bagian tengah. Dari segi aturan penulisan sama, yakni diletakkan di bawah aksara sebelumnya.
19. Ini merupakan simbol pasangan dari carakan “Tha”. Secara bentuk memang hampir mirip dengan “dha” namun bedanya terdapat bulatan di bagian tengah. Dari segi aturan penulisan sama, yakni diletakkan di bawah aksara sebelumnya.
Contoh: Dodol Thiwul
20. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Nga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya.
20. Simbol tersebut merupakan bentuk pasangan dari kata dasar “Nga”, dalam sistem penulisan yang benar posisinya berada di bawah aksara carakan sebelumnya.
Contoh: Tekan Ngawi
Posting Komentar untuk "Pasangan Aksara Jawa Dan Tujuan Penggunaannya"